PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN
Secara
harfiah
Wira BERANI
Usaha DAYA UPAYA
Jadi:
Kewirausahaan
adalah hal-hal yang berhubungan dengan keberaniaan seseorang dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya.
Pengertian Wirausaha
Orang
yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan
sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang cepat
dalam memastikan kesuksesan.
Tujuan Kewirausahaan
1.
Meningkatkan
jumlah wirausaha yang berkualitas.
2.
Menyadarkan
masyarakat atau memberikan kesadaran berwirausaha yang tangguh dan kuat
terhadap masyarakat.
3.
Menghasilkan
kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
4.
Membudayakan
semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan di kalangan masyarakat.
Sasaran Kewirausahaan
1.
Instansi
pemerintah, BUMN, organisasi profesi dan kelompok masyarakat.
2.
Pelaku
ekonomi pengusaha kecil, koperasi.
3.
Generasi
Muda: anak-anak putus sekolah, calon wirausahaan.
Manfaat Kewirausahaan
1.
Menambah
daya tampung tenaga kerja.
2.
Sebagai
generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan lingkungan
dan kesejahteraan.
3.
Memberi
contoh bagaimana bekerja keras, tekun dan memiliki pribadi unggul yang patut
diteladani.
4.
Mendidik
karyawan jadi orang mandiri, disiplin tekun, jujur dalam menghadapi pekerjaan.
5.
Mendidik
masyarakat hidup efisien dan sederhana.
Keuntungan
1.
Terbuka
lebar kesempatan untuk menjadi bos dalam perusahaan.
2.
Terbuka
peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal.
3.
Terbuka
peluang untuk memperlihatkan potensi wirausaha secara penuh.
4.
Terbuka
peluang untuk membantu masyarakat dalam usaha.
5.
Terbuka
peluang untuk mencapai tujuan usaha yang dikehendaki.
Kelemahan
1.
Tanggung
jawab sangat besar dan berat di dalam menghadapi permasalahan bisnis.
2.
Bekerja
keras dan waktunya sangat panjang.
3.
Memperoleh
pendapatan yang tidak pasti dan memiliki resiko yang sangat besar.
Ruang Lingkup
1.
Lapangan
Agraris
2.
Lapangan
Peternakan
3.
Lapangan
Perkebunan
4.
Lapangan
Pemberi Jasa
5.
Lapangan
Pertambangan dan Energi
6.
Lapangan
Industri dan Kerajinan
FINANCIAL
FREEDOM concept (FINANCIAL INDEPENDENT)
Reference :
Rich Dad Poor Dad
CASHFLOW Quadrant
(best seller books in State &
Australia!!!)
By
Robert T Kiyosaki
Mengajarkan kita untuk membuat
bagaimana caranya uang bekerja untuk kita..!!!
Ini fakta….
...
Dari jumlah penganggur terbuka, 65,71% boleh
dikatakan penganggur terdidik yang berpendidikan ...
www.jurnalindonesia.com/Current/04TinjauKhusus1.htm - 38k -
www.jurnalindonesia.com/Current/04TinjauKhusus1.htm - 38k -
...Saat
ini jumlah penganggur sudah mencapai 45,2 juta.
Dari jumlah tersebut,
sekitar 2.650.000 orang penganggur terdidik lulusan perguruan tinggi....
www.mail-archive.com/i-kan-buah-doa@xc.org/ msg00090.html - 19k
sekitar 2.650.000 orang penganggur terdidik lulusan perguruan tinggi....
www.mail-archive.com/i-kan-buah-doa@xc.org/ msg00090.html - 19k
Data Sakernas selama empat tahun
(BPS 1997-2000) menunjukkan bahwa jumlah penganggur lulusan setiap jenjang
pendidikan meningkat dari 4 juta orang pada tahun 1997 menjadi 6 juta pada
tahun 2000. Jumlah penganggur lulusan sekolah menengah terus meningkat dari 2,1
juta orang pada tahun 1997 menjadi 2,5 juta orang pada tahun 2000. Peningkatan
jumlah penganggur ini juga terjadi pada perguruan tinggi, tidak kurang dari 250 ribu penganggur lulusan sarjana setiap tahunnya, 120 ribu lulusan
Diploma III, dan 60 ribu lulusan diploma I dan II. www.pdk.go.id/serba_serbi/Renstra/bab-II.htm
What is Enterpreneurship?
Noke Kiroyan (Presdir
PT Kiroyan Kuhon Partners) menyatakan: Kewirausahaan lebih soal menggerakkan
perubahan mental. Kewirausahaan sangat identik dengan dengan mengambil risiko,
menciptakan hal-hal baru, baik berupa produk, proses, atau cara pandang baru,
serta melihat peluang yang belum dilihat orang lain.
Ananda Siregar
(Pendiri Blitzmegaplex, CEO PT Graha Layar Prima) mengatakan kewirausahaan
diawali dengan sikap (attitude). Menjadi wirausahawan lebih merupakan
cara pandang, pikir, dan sikap bahwa semua hal dapat dipelajari. Kewirausahaan
tidak sekadar ketrampilan teknis.
The Enterpreneurship Center at
Miami University of Ohio has an interesting definition of Enterpreneurship:
“Enterpreneurship
is the process of identifying, developing, and bringing a vision to life. The
vision may be an innovative idea, an opportunity, or simply a better way to do
something. The end result of this process is the creation of a new venture,
formed under conditions of risk and considerable uncertainty”
Mien Uno (Presdir Lembaga
Pendidikan Duta Bangsa) mengatakan, untuk menjadi wirausahawan handal
dibutuhkan karakter seperti pengenalan terhadap diri sendiri (self awareness),
kreatif, mampu berpikir kritis, mampu memecahkan masalah (problem solving),
dapat berkomunikasi, mampu membawa diri di berbagai lingkungan, menghargai
waktu, empati, mau berbagi dengan orang lain, mampu mengatasi stres, dapat
mengendalikan emosi, dan mampu membuat keputusan.
Beberapa orang
mengatakan wirausaha adalah orang yang melaksanakan proses penciptaan
kesejahteraan dan nilai tambah (added value), melalui penciptaan
gagasan, memadukan sumber
daya, dan merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan.
Wirausaha sering juga
disebut wiraswasta
Wira = berani, utama,
teladan, atau perkasa
Swa = sendiri
Sta = berdiri atau hasta
= tangan
à Wiraswasta berarti sifat-sifat keberanian, keutamaan,
keteladanan dalam mengambil risiko yang bersumber pada kemampuan sendiri
Pada kenyataannya,
seorang wirausaha tidak dapat disamakan dengan wiraswasta. Wiraswasta memang
berusaha mandiri, tetapi ia (wiraswasta) tidak memiliki visi pengembangan
usaha, kreativitas, dan daya inovasi
Intrepreneur???
Selain istilah wirausaha
(enterpreneur) dan wiraswasta, terdapat istilah lain lagi yaitu intrepreneur.
Berbeda dengan seorang enterpreneur
yang biasanya juga berperan sebagai pemilik usaha, kita jumpai pula beberapa
pekerja, karyawan, atau eksekutif di suatu perusahaan yang memiliki semangat enterpreneurship.
Benefits
of Entrepreneurship & Intrepreneurship
Learn how to “make things happen”
Learn why some people can’t and
how to recognize them early
Learn how to be more effective in
your present job
Cut down significantly the amount
of wasted effort in your life
Learn how to get people to work
effectively with you and for you
Learn how to recognize real
opportunities
Learn how to create a plan that
will get funded
SUCCESS
STORY….
BOB
SADINO
Bob Sadino adalah salah satu sosok entrepreneur
sukses yang memulai usahanya benar-benar dari bawah dan bukan berasal dari
keluarga wirausaha. Bob berwirausaha karena "kepepet", selepas SMA
tahun 1953, ia bekerja di Unilever kemudian masuk ke Fakultas Hukum UI karena
terbawa oleh teman-temannya selama beberapa bulan. Kemudian dia bekerja pada
McLain and Watson Coy, sejak 1958 selama 9 tahun berkelana di Amsterdam dan
Hamburg.
Setelah menikah, Bob dan
istri memutuskan menetap di Indonesia dan memulai tahap ketidaknyamanan untuk
hidup miskin, padahal waktu itu istrinya bergaji besar. Hal ini karena ia
berprinsip bahwa dalam keluarga, laki-laki adalah pemimpin, dan ia pun bertekad
untuk tidak jadi pegawai dan berada di bawah perintah orang sejak saat itu ia
pun bekerja apa saja mulai dari sopir taksi hingga mobilnya tertubruk dan
hancur, kemudian kuli bangunan dengan upah Rp 100 per hari.
Suatu hari seorang
temannya mengajaknya untuk memelihara ayam untuk mengatasi depresi yang
dialaminya,dari memelihara ayam tsb ia terinspirasi bahwa kalau ayam saja bisa
memperjuangkan hidup, bisa mencapai target berat badan, dan bertelur,tentunya
manusia pun juga bisa, sejak saat itulah ia mulai berwirausaha.
Pada awalnya sebagai
peternak ayam, Bob menjual telor beberapa kilogram per hari bersama istrinya.
Dalam satu setengah tahun, dia sudah banyak relasi karena menjaga kualitas
dagangan,dengan kemampuannya berbahasa asing, ia berhasil mendapatkan pelanggan
orang-orang asing yang banyak tinggal di kawasan Kemang, tempat tinggal Bob
ketika itu.Selama menjual tidak jarang dia dan istrinya dimaki-maki oleh
pelanggan bahkan oleh seorang babu.
Namun Bob segera sadar
kalo dia adalah pemberi service dan berkewajiban memberi pelayanan yang baik,
sejak saat itulah dia mengalami titik balik dalam sikap hidupnya dari seorang
feodal menjadi servant, yang ia anggap sebagai modal kekuatan yang luar biasa
yang pernah ia miliki.
Usaha Bob pun berkembang
menjadi supermarket, kemudian dia pun juga menjual garam,merica, sehingga
menjadi makanan.Om Bob pun akhirnya merambah ke agribisnis khususnya
holtikultura, mengelola kebun-kebun yang banyak berisi sayur mayur konsumsi
orang-orang Jepang dan Eropa dia juga menjalin kerjasama dengan para petani di
beberapa daerah untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya.
Bob percaya bahwa setiap
langkah sukses selalu diimbangi kegagalan, perjalanan wirausaha tidak semulus
yang dikira orang, dia sering berjumpalitan dan jungkir balik dalam usahanya.
Baginya uang adalah nomer sekian, yang penting adalah kemauan, komitmen
tinggi, dan selalu bisa menemukan dan berani mengambil peluang.
Bob
berkesimpulan bahwa saat melaksanakan sesuatu pikiran kita berkembang, rencana
tidak harus selalu baku dan kaku, apa yang ada pada diri kita adalah
pengembangan dari apa yang telah kita lakukan. Dunia ini terlampau indah untuk
dirusak, hanya untuk kekecewaan karena seseorang tidak ,mencapai sesuatu yang
sudah direncanakan.Kelemahan banyak orang adalah terlalu banyak mikir membuat
rencana sehingga ia tidak segera melangkah, yang penting adalah action.
Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung
terjun ke lapangan, setelah mengalami jatuh bangun, akhirnya Bob trampil dan
menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman yang
selalu dimulai dari ilmu dulu, baru praktek lalu menjadi terampil dan
professional.
Menurut pengamatan Bob,
banyak orang yang memulai dari ilmu berpikir dan bertindak serba canggih,
bersikap arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain. Om Bob selalu luwes terhadap
pelanggan dan mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan, sehingga dengan
sikapnya tersebut Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar.
Menurut Bob, kepuasan pelangan akan membawa kepuasan pribadinya untuk itu ia
selalu berusaha melayani klien sebaik-baiknya.
Bob menganggap bahwa
perusahaannya adalah keluarga, semua anggota keluarga Kem harus saling menghargai, tidak ada yang utama,semuanya
punya fungsi dan kekuatan sendiri-sendiri.
FADEL MUHAMMAD
STRATEGI YANG BAIK MAMPU MENCIPTAKAN PASAR BISNIS
Modal Fadel dalam berusaha adalah haqqul yakin,
keyakinan kuat. Tantangan itu bukan hambatan, kalau dihadapi dengan ulet dan
tekun, serta kerja keras, tidak ada masalah.
Selalu ada problem solving. Salah satu yang paling tidak disukai Fadel
adalah, bila ada temannya yang tidak mau berusaha mencari jalan keluar dari
persoalan yang dihadapinya sendiri atau problem yang dihadapi bersama. “Allah
tidak akan mengubah nasib seseorang jika orang itu sendiri tidak berusaha
merubahnya,” (Fadel Muhammad).
Fadel selalu berfikir,
kalau orang lain bisa kenapa kita tidak. Ia memang punya watak selalu ingin
maju. Sebagai contoh, ketika Bukaka membuat mesin asphalt
sprayer (aspal semprot). Percobaan-percobaan di bengkel Bukaka itu selalu
gagal. Hasil yang keluar dari mesin adalah bubur, bukan aspal. Fadel penasaran.
Mesin yang dikerjakan berhari-hari itu dibongkar. Lalu ketahuan bahwa komponen
magnet dan motornya nggak jalan. Begitu komponennya diganti, bagus hasilnya.
Bagi Fadel dkk, selama masih bisa dicoba nggak ada kata menyerah.
Fadel berprinsip “Man
jadda wa jadda” siapa yang berusaha akan
berhasil juga akhirnya. Tetapi semua itu ada batasnya. Kalau semua cara sudah
dicoba, masih mentok juga, apa boleh buat, tidak perlu kecewa, Tawakal kepada
Allah SWT, ujar Fadel yang menunaikan hajinya tahun 1989.
Keberhasilan seseorang menurut
Fadel, disamping kerja keras dan terus menerus, sangat tergantung pada,
pertama, kemampuan diri sendiri. Kedua, kesempatan untuk
mengembangkan diri. Ketika, strategi untuk mencapai keberhasilan.
Menurut Fadel, setiap
orang memiliki potensi untuk menjadi pengusaha. Yang penting, asal mau berusaha
mengasah potensi itu. Tetapi tidak setiap orang berpotensi, mendapatkan
kesempatan mengembangkan potensinya. Untuk mendapatkan kesempatan ini, jelas
dibutuhkan strategi yang tepat. Strategi inilah yang akan menentukan, apakah
seseorang akan menjadi ‘risk taker’ (pengambil risiko), atau ‘risk orderer’
(pengatur risiko).
Perbedaan yang tajam
antara kedua tipe pengusaha ini adalah: Seorang risk – taker cenderung untuk
berspekulasi. Tanpa memperhitungkan secara cermat, ia mencoba setiap
kemungkingan. Seorang risk-orderer akan memperhitungkan risiko terkecil
sekalipun, terhadap rencana-rencananya. Sesuai dengan prinsip dasar ekonomi.
Kemampuan menghitung risiko dipengaruhi oleh:
•
Tingkat
kesabaran usaha yang tinggi
•
Perenungan
yang mendalam, sehingga ide itu dapat mengkristal dalam pikiran
•
Jangan
cepat bosan
Untuk itu harus ada tiga fase yang dilalui yaitu:
1.
Fase New
Venture (awal) – tingkatan penemuan ide dan pelaksanaan ide itu sendiri.
2.
Fase
Puberty – Masa pencarian identitas usaha yang mapan .
3. Fase Mature
(profesional) – Sudah matang dan mampu mendatangkan keuntungan
Tingkatan-tingkatan tersebut harus dilalui secara berurutan. Tidak boleh melompat-lompat
Falsafah utamanya adalah: “Jangan dulu memperbesar
usaha, sebelum dasar usaha – yang menjadi tulang punggung perusahaan –
diperkuat. Maka jangan heran kalau pabrik
Bukaka sampai sekarang tidak nampak mentereng. Sebab yang dipentingkan adalah
kekuatan pabrik itu sendiri, baik peralatannya yang lengkap maupun sumber daya
manusianya,” tutur Fadel.
Kini, Fadel telah mencapai sukses. Ia mampu menafkahi ibu dan
saudara-saudaranya, setelah ayahnya meninggal tahun 1988. ia pun sudah memiliki
keluarga yang sejahtera. Apalagi yang ia cita-citakan? “Saya ingin
mempekerjakan lebih banyak orang. Ingin membagi keberhasilan ini kepada orang lain. Disamping itu, saya
ingin agar “Today is better than yesterday” hari ini lebih baik dari
hari kemarin,” ujarnya.
Jadi wirausahawan itu…..
§ Adalah
seorang pencipta perubahan
§ Selalu
melihat perbedaan
§ Cenderung
mudah jenuh
§ Melihat
pengetahuan dan pengalaman hanyalah alat untuk memacu kreativitas
§ Adalah
seorang pakar
§ Berani
memaksa diri untuk menjadi pelayan bagi orang lain
à
Wirausahawan adalah orang yang memiliki potensi untuk berprestasi dan memiliki
motivasi yang besar untuk maju
Kekuatan mental Wirausahawan….
§ Berkemauan
keras
§ Berkeyakinan
kuat atas kekuatan pribadi
§ Jujur
dan bertanggung jawab
§ Ketahanan
fisik dan mental
§ Ketekunan
dan keuletan untuk bekerja keras
§ Pemikiran
yang konstruktif dan kreatif
Semuanya dapat dilatih & dibina….
§ Character
building
§ Kenali
diri sendiri
§ Percaya
pada diri sendiri
§ Pahami
tujuan dan kebutuhan hidup
§ Tahan
fisik dan mental
§ Sehat
jasmani dan rohani
§ Sabar
dan tabah
§ Tidak
malu
§ Tidak
manja
à
Banyak baca, banyak gaul, dan banyak diskusi
BUSINESS PLAN
Pengertian:
Merupakan dokumen tertulis yang
rinci mengenai usaha baru yang sedang direncanakan atau kegiatan usaha yang
akan dikembangkan. Setiap aspek dalam usaha tersebut perlu dideskripsikan mulai
proyek yang akan dilakukan, pemasarannya, penelitian dan pengembangan, masalah
produksi (barang/jasa), manajemen, risiko yang akan dihadapi, masalah financial
sampai penjadwalan waktu
Manfaat Business Plan
§ Memberikan
informasi potensial dan perkiraan market share
§ Memberi
gambaran tentang kemampuan wirausahawan untuk memenuhi kewajiban/utang
§ Dapat
mengidentifikasi adanya risiko kritis dan saat-saat penting sekali untuk
mengantisipasinya
§ Dapat
menjadi gambaran awal seberapa jauh kemampuan manajerial seorang wirausahawan
§ Membantu
wirausahawan berpikir kritis dan obyektif atas bidang usaha yang akan
dimasukinya
§ Dapat
mendekati asumsi-asumsi secara cermat tentang seberapa besar tingkat keberhasilan
usaha mereka
§ Berguna
untuk membandingkan antara prakiraan dengan hasil yang nyata
§ Menyediakan
alat komunikasi bagi wirausahawan untuk memaparkan dan meyakini gagasannya
kepada pihak lain secara menyeluruh.
Business Plan
Outline
Elements of Business Plan
1.
Cover sheet
2.
Statement of purpose
3.
Table of contents
Business Plan
Outline
I. The Business
1.
Description of business
2.
Marketing
3.
Competition
4.
Operating procedures
5.
Personnel
6.
Business insurance
7.
Financial data
II.
Financial Data
A. Loan applications
B. Capital
equipment and supply list
C. Balance
sheet
D. Break
even analysis
E. Pro-forma
income projections (profit & loss statements)
§ three-year
summary
§ detail
by month, first year
§ detail
by quarters, second, and third years
§ assumptions
upon which projections were base
F. Pro-forma
cash flow
follow guidelines for letter E
Business
description
When describing your business,
generally you should explain:
1.
Legalities – business form:
proprietorship, partnership, corporation. The licenses or permits you will need
2.
Business type: merchandizing,
manufacturing, or service
3.
What your product or service is
4.
Is it a new independent business,
a takeover, an expansion, a franchise?
5.
How your business will be
profitable? What are the growth opportunities? Will franchising impact on growth
opportunities?
6.
When your business will be open
(days, hours)?
7.
What you have learned about your
kind of business from outside sources (trade suppliers, bankers, other
franchise owners, franchisor, publication)?
8.
A cover sheet goes before the
description. It includes the name, address, and telephone number of the
business and the name of all principals
9.
In the description of your
business, describe the unique aspects and how or why they will appeal to
consumers.
10.
Emphasize any spesial features
that you feel will appeal to customers and explain how and why these features
are appealing
Produk/Jasa
Describe:
1.
Apa yang Anda jual?
2.
Bagaimana produk/jasa yang Anda
jual akan memberikan manfaat kepada pembeli?
3.
Produk/jasa apa yang sedang
diminta pasar (market demand)
4.
Apa yang membedakan antara
produk/jasa milik Anda dibandingkan dengan yang sudah ada?
Lokasi
§ Lokasi
seperti apa yang anda butuhkan?
§ Ruangan/bangunan
model apa yang anda butuhkan?
§ Area
seperti apa yang anda inginkan? Bangunan seperti apa yang anda inginkan?
§ Apakah
lokasinya mudah diakses? Apakah tersedia angkutan umum? Apakah pencahayaan
jalan di sekitarnya cukup baik?
§ Apakah
di lokasi tersebut memungkinkan terjadi pengembangan pasar atau perkembangan
permukiman penduduk?
Marketing
§ Who
are your customers? Define your target markets
§ Are
your markets growing? Steady? Declining?
§ If
a franchise, how is your market segmented?
§ Are
your markets large enough to expand?
§ How
will you attract, hold, increase your market share? If a franchise, will the
franchisor provide assistance in this area? Based on the franchisor’s strategy?
How will you promote your sales?
§ What
pricing strategy have you devised?
Competition
§ Who
are your five nearest direct competitors?
§ Who
are your indirect competitors?
§ How
are their business: steady? Increasing? Decreasing?
§ What
have you learned from their operations? From their advertising?
§ What
are their strengths and weakness?
§ How
does their product or service differ from yours?
Business
plan – the management plan
§ How
does your background/business experience help you in this business?
§ What
are your weakness and how can you compensate for them?
§ Who
will be on the management team?
§ What
are their strengths/weakness?
§ What
are their duties?
§ Are
these duties clearly defined?
§ If a franchise, what type of assistance can you
expect from the franchisor?
§ Will
be this assistance be ongoing?
§ What
are your current personnel needs?
§ What
are your plans for hiring and training personnel?
§ What
salaries, benefits, vacations, holidays will you offer? If a franchise, are
these issues covered in the management package the franchisor will provide?
§ What
benefits, if any, can you afford at this point?
Business
plan – the financial management plan
§ Start-up
budget
§ personnel
(costs prior to opening)
§ legal/professional
fee
§ occupancy
§ licences/permits
§ equipment
§ insurance
§ supplies
§ advertising/promotions
§ salaries/wages
§ accounting
§ income
§ utilities
§ payroll
expences (biaya daftar gaji)
§ Operating
budget
§ Personnel
§ Insurance
§ Rent
§ Depretiation
§ Loan
payments
§ Advertising/promotions
§ Legal/accounting
§ Miscellaneous
expenses (biaya lain-lain)
§ Supplies
§ Payroll
expenses
§ Salaries/wages
§ Utilities
§ Dues/subscriptions/fees
§ Taxes
§ Repairs/maintenance
§ How
much money do you have?
§ How
much money will you need to purchase the franchise?
§ How
much money will you need for start-up?
§ How
much money will you need to stay in business?
§ What
financial projections will you need to include in your business plan?
§ What
kind of inventory control system will you use?
Exploring Business Opportunities
§ The
first step: Develop several ideas from your concept
§ The
second step: Evaluate your ideas
Identifying
business opportunities requires an approach that combines systematic analysis
with unstructured creativity. Remember that it is always cheaper to examine an
idea thoroughly in advance than to incur the expenses of a business failure.
§ The
third step: Prepare a business plan
Evaluating your Ideas
1.
Create a profile of your paying
customer
2.
List and describe the
features/benefits of your product or service
3.
Define the main geographic area
you intend to sell to during your first year
4.
What competitors are selling to
this geographic area?
5.
What price do these competitors
charge?
6.
Estimate what price can you
charge, yet still remain competitive?
7.
What is the growth potential of
the market?
8.
How are you going to let your
customer know you exist?
9.
Estimate sales for the first year
Starting With A Good Idea
§ “The
best way to predict the future is to create it”
§ “Apa
yang Anda lakukan hari ini adalah rangkaian cerita hidup yang sedang Anda buat”
§ It
is often difficult to figure out how to research your idea, especially if you
have never been in business for yourself. You will need decide if your idea has
profit potential.
Awalnya Selalu
Bukan Uang
Oleh: Rhenald Kasali
Saat ini banyak
sekali pemerintah daerah kabupaten yang mengeluh tak punya uang. Anggaran yang
ada hanya cukup untuk bayar gaji karyawan. Mana ada uang untuk membangun
sekolah dan fasilitas publik? Mana uang untuk menggali potensi sumber daya alam?
Bupati birokrat yang biasa hidup dari atas tentu akan berteriak minta agar
jatah uangnya ditambah.
Tadinya saya kira
yang kesulitan saja yang berteriak, tapi belakangan saya dengar daerah-daerah
kaya ternyata juga melakukan hal serupa. Apa yang mereka perjuangkan? Betul,
uang! Seakan-akan tanpa uang yang besar mereka akan mati dan daerahnya akan
berontak.
Betulkah tanpa uang
dan sumber daya alam suatu kabupaten akan mati kelaparan? Tentu saja tidak.
Saya kira semua tentu tahu Jepang adalah bangsa yang tak punya apa-apa, tapi
rakyat di negara ini hidup sejahtera. Manusia yang tak mau hidup miskin tentu
akan memutar otaknya. Jadi, kata kuncinya adalah akal. Tanpa modal, tapi bisa
kaya raya dan rakyatnya sejahtera.
Sejarah
dunia usaha sesungguhnya juga kaya dengan cerita seperti ini. Lahirnya
pengusaha-pengusaha besar selalu dimulai bukan dengan kekuatan uang, tapi akal
dan nama baik; bukan akal-akalan. Hampir setiap minggu saya mengundang
pengusaha sejati dalam sebuah talkshow di radio M97 di Jakarta. Anda tahu apa
kesimpulannya? Benar: 99% mengatakan modal awalnya bukan uang. Mereka
jadi besar karena akal.
Di dunia
internasional, akal juga pegang peranan penting. Sebuah perusahaan dengan aset
jutaan dolar bisa berpindah tangan begitu saja dalam waktu singkat ke tangan
orang-orang yang panjang akal.
Sebaliknya,
orang yang kurang akal bisa kehilangan segala-galanya. Mereka cuma
mengutak-atik angka, lalu mencari penjamin yang berani. Bayarnya ternyata juga
tak pakai uang. Apakah mereka penipu? Saya tidak terlalu tahu persis, tapi
kalau ditelusuri rangkaiannya, Saudara-Saudara bisa berdecak kagum. Kok bisa
membeli tanpa uang. Sayang, contoh-contoh yang ada di negara kita lebih banyak
warna penipuannya ketimbang akalnya, sehingga tidak banyak yang bisa dijadikan
contoh.
Salah satu contoh
yang sedang banyak diidolakan kaum muda dunia adalah Masayoshi San, CEO dan founder
Softbank Corporation-Jepang. Orang Jepang keturunan Korea ini segera kembali ke
Jepang setelah menyelesaikan studinya di University of California-Berkeley.
Sejak kuliah ia memang sudah dikenal sebagai pria yang panjang akal.
Awalnya
tak punya produk dan tak punya uang. Suatu ketika ia terlihat membuka-buka buku
direktori yang berisi nama-nama pengajar di kampusnya. Apa yang ia cari? Ia
mencari profesor microcomputer yang mau diajak bekerja sama. Ia katakan bahwa
ia tak punya uang, tapi punya gagasan-gagasan jenius. Gagasan-gagasan itu
katanya harus unik, tidak mudah ditiru orang lain, dan dalam 10 tahun ke depan
dapat menjadikan perusahaan sebagai pemimpin industri
Sebagian tentu saja
menolak tawarannya. Tapi, begitu coretan-coretannya lebih jelas, beberapa mau
bergabung. Kelak, karya cipta itu dibeli Sharp seharga US$ 1 juta. Produknya
bernama Sharp Wizard, yaitu komputer sebesar kalkulator yang berfungsi sebagai
kamus untuk delapan bahasa. Setelah uang didapat, barulah orang-orang itu
dibayar.
Hal
serupa dilakukannya ketika kembali ke Jepang. Ia selalu mengatakan: ”Saya hanya
punya sedikit uang dan pengalaman bisnis, tapi saya benar-benar memiliki
keinginan yang meluap-luap untuk sukses.” Apa yang ia lakukan?
Dalam sebuah pameran
elektronika yang besar ia menyewa sebuah stan besar, sebesar stan yang dibangun
merek-merek terkenal: Sony, Toshiba dan sebagainya. Ia melihat banyak komputer
yang mulai dijual tapi tidak ada software-nya. Sementara itu orang-orang muda
pembuat software tidak tahu bagaimana menjualnya. Ia lalu mengundang para
pembuat software berpameran di stan itu. Free, gratis. ”Saya buatkan brosurnya
dan lain-lain. Saya tak punya produk, tak punya banyak uang, tapi saya berikan
mereka pameran gratis. Mereka bilang saya bodoh. Tak punya uang tapi memberikan
tempat gratis. Oke, saya akan jalan terus sampai nanti mereka bisa mengerti apa
artinya bisnis ini.”
Masayoshi San benar.
Beberapa bulan kemudian order datang, yaitu dari Joshin Denki, sebuah jaringan
penjual PC terbesar di Jepang. Ia tidak mengenal Joshin Denki, tapi Denki
bilang tanyakan pada Sharp, karena Joshin Denki adalah penjual Sharp terbesar
di Jepang. Sharp ternyata memberikan rekomendasi, dan terjadilah deal. Setelah
Denki menjual produk-produk Softbank, mau tidak mau yang lain juga ingin
menyalurkan produk Softbank.
Itulah awal penting
bagi seorang entrepreneur. Akal pertamanya diarahkan untuk membangun
reputasinya, brand-nya. Saya sungguh yakin ada beberapa bupati yang panjang
akal seperti Masayoshi San. Mungkin daerahnya tidak cukup kaya, ia tidak punya
banyak uang, tapi sadar betul sesuatu itu tidak selalu harus dimulai dari uang.
Andai kata saja daerah-daerah bisa mendapatkan orang-orang panjang akal ini,
daerahnya pasti akan menjadi sejahtera kendati pada awalnya semua pasti tidak
mudah
hehehehehe.....ayuk sudah semakin canggih ya.....
BalasHapuslihat juga blog om ya ayuk Ani.....
www.dnsharto.blogspot.com
heeee
BalasHapusok deeh om...
om,,dak mau di buak blog oom
Hapusom,tolong join ayuk jg yoo
pass nn mb idak ad materinyo. kaw lah nyedia.i.o :D
BalasHapusiyyoo laa
BalasHapusbaik kan amboo
hahahhahaa