BAB
I
MASYARAKAT
A.Definisi masyarakat
Jadi
sasaran dari sosiologi adalah masyarakat. Apakah masyarakat itu? Tentang
masyarakat, Ralph Linton mengemukakan bahwa Masyarakat
adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama,
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan mengaggap diri mereka sebagai
suatu kesatuan sosial dengan batas – batas yang dirumuskan dengan jelas.
Sesuai
definisi Linton, maka masyarakat itu meliputu beberapa unsur:
1.
Sejumlah manusia
yang telah hidup bersama
2.
Bercampur untuk
waktu yang lama
3.
Mereka sadar
bahwa mereka merupakan suatu kesatuan
4.
Mereka merupakan
suatu sistem hidup bersama
B. Strata Kemasyarakatan dan Mobilitas
Sosial
1. Sifat – Sifat Sistem Lapisan Masyarakat
Sifat
dari sistem lapisan yang ada di dalam suatu masyarakat ada dua, yaitu tertutup
dan terbuka. Yang bersifat tertutup membatasi kemungkinan pindahnya seseorang
dari satu lapisan ke lapisan yng lain, baik yang merupakan gerak ke atas
ataupun bawah.
Dalam
sistem yang demikian satu – satunya jalan untuk menjadi anggota suatu lapisan
dalam masyarakat adalah kelahiran. Contoh : masyarakat India yang terbagi atas
kasta – kasta, yaitu kasta Brahmana (pendeta), Ksatria (bangsawan dan tentara),
Waisya (pedagang), Sudra (rakyat jelata), serta mereka yang tidak berkasta yang
disebut golongan Paria.
Berbeda dengan
sistem tertutup, pada sistem terbuka setiap anggota masyarakat mempunyai
kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan, atau
bagi mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh ke lapisan bawah. Pada umumnya
sistem terbuka memberi perangsang yang lebih besar kepada setiaap anggota
masyarakat untuk dijadikan landasan pembangunan masyarakat, dari pada sistem
tertutup.
2. Dasar – Dasar Lapisan Masyarakat
Dasar atau
kriteria yang biasa dipergunakan untuk menggolongkan anggota masyarakat ke
dalam suatu lapisan (di sebut juga kelas) adalah :
§ Ukuran kekayaan
§ Ukuran kekuasaan
§ Ukuran
kehormatan
§ Ukuran ilmu
pengetahuan
3. Mobilitas Sosial
§ Gerak sosial horizontal
Merupakan peralihan
individu atau obyek – obyek sosial lainnya, dari suatu kelompok sosial ke
kelompok sosial lain yang sederajat, atau mungkin juga peralihan atau gerak
dari obyek – obyek sosial seperti misalnya mode pakaian, ideologi dan
sebagainya.
§ Gerak sosial vertikal
Yang dimaksud
adalah perpindahan individu atau obyek sosial, dari suatu kedudukan sosial ke
kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat
Tata
Nilai masyarakat / pranata sosial (Social Instution)
Pranata sosial adalah himpunan norma – norma dari segala
tingkatan yang mengatur kehidupan bersama dalam masyarakat, sehingga kehidupan
bersama itu berlangsung dengan tertib.
Dalam kehidupan bersama, Pranata Sosial berfungsi sebagai
berikut :
1. Memberikan pedoman kepada para anggota masyarakat tentang
bagaimana mereka harus bertingkah laku dan bersikap dalam menghadapi masalah –
masalah yang ada dalam masyarakat itu.
2. Memberikan pegangan kepada masyarakat dalam hal
pengendalian sosial (Social Control), yaitu sistem pengawasan masyarakat
terhadap tingkah laku anggota – anggotanya.
3. Menjaga keutuhan dan ketentraman masyarakat.
Untuk membedakan kekuatan mengikat dari norma
– norma tersebut, secara sosiologis dikenal adanya empat pengertian, yaitu :
1. Cara (Usage)
2. Kebiasaan (Folkways)
3. Tata kelakuan (Mores)
4. Adat istiadat (Custom)
5. Hukum
C. MASYarakat pedesaan & masyarakat perkotaan
Masyarakat Pedesaan
|
Masyarakat Perkotaan
|
|
1.
Hubungan antara
warga bersifat kekeluargaan, erat, mendalam, saling mengenal, dan saling
memerlukan.
|
Hubungan antara warga atas dasar kepentingan pribadi,
bersifat individualistis.
|
|
2.
Umumnya hidup
dari pertanian / perkebunan, sifat kerjanya serabutan.
|
Jenis pekerjaannya sangat bervariasi dan bersifat
spesialistis.
|
|
3.
Sangat terikat
pada tanah garapan dan tidak mudah berpindah tempat tinggal.
|
Mudah pindah – pindah,
baik tempat tinggal maupun pekerjaan
|
|
4.
Barang – barang,
makanan dan sebagainya hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
|
Selain untuk kebutuhan hidup juga untuk kebutuhan
sosial (gengsi).
|
|
5.
Komunikasi
umumnya hanya berlangsung secara informal, dari mulut ke mulut.
|
Umumnya berlangsung secara formal dan dengan sarana
komunikasi yang modern.
|
|
6.
Lapangan
pekerjaan sempit.
|
Lapangan pekerjaan luas dan beragam.
|
|
7.
Pembagian waktu
tidak penting.
|
Pembagian waktu sangat penting.
|
|
8.
Kepemimpinan
tradisional, orang tua menjadi panutan.
|
Kepemimpinan formal dan rasional.
|
|
9.
Kehidupan
beragama menonjol juga peranan pemuka agama.
|
Kurang menonjol.
|
|
10. Perubahan sosial jarang dan tidak mudah terjadi.
|
Sering dan mudah terjadi.
|
BAB ii
Dinamika
kelompok
A.DEFINISI DINAMIKA KELOMPOK
Dinamika adalah kekuatan, gerak atau semangat atau
berkembang dan menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan.
Kelompok sosial adalah kumpulan yang terdiri dari dau
atau lebih orang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama,
interaksi tersebut tetap dan memiliki struktur tertentu. (W.S.Duncan)
Definisi dinamika kelompok menurut :
1. F.D.Ruch, dinamika kelompok adalah analisis hubungan –
hubungan kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa tingkah laku dalam kelompok adlah hasil
interksi yang dinamis antara individu dalam sisuasi sosial.
2. Drs.Soelaiman Joesoyf, 1983, dinamika kelompok adalah suatu
kumpulan dau atau lebih individu dimana perubahan individu satu dapat mempengaruhi
individu lain.
Definisi kelompok ada dua, yaitu :
1. Kumpulan orang – orang yang merupakan kesatuan sosial
yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama.
2. Suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang
mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi.
Kelompok Sosial Sebagai Wahana Kehidupan
Manusia
Unsur – unsur kelompok sosial :
§ Ada dua orang atau lebih.
§ Ada interaksi yang teratur diantara mereka.
§ Ada tujuan yang telah disepakati bersama.
§ Ada kesadaran bahwa mereka merupakan bagian dari
kelompok.
§ Ada struktur tertentu yang mengatur masing – masing
anggota kelompok dalam mencapai tujuan bersama.
Fungsi Dinamika Kelompok , yaitu :
§ Membentuk kerja sama, saling menguntungkan dalam
mengatasi persoalan hidup.
§ Memudahkan segala pekerjaan.
§ Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah
dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat.
B. INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial adalah hubungan – hubungan
sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar orang perorangan, antara
kelompok – kelompok manusia antara orang perorangan dengan kelompok manusia.
Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial mulai pada saat itu, mereka saling
menegur, berjabat tangan, berbicara atau bahkan bertengkar.
Interaksi sosial tersebut dapat dibedakan
atas tiga macam, yaitu :
§ Interaksi antara individu dengan individu
§ Interaksi antara individu dengan kelompok
§ Interaksi antara kelompok dengan kelompok
C. DASAR – DASAR INTERAKSI SOSIAL
§ Imitasi
Imitasi adalah proses dimana suatu individu menirukan /
mencontohkan perilaku individu lain.
Keuntungan dari proses imitasi adalah :
Dengan meniru dapat diperoleh kecakapan
dengan cepat.
Dapat mendorong individu atau kelompok untuk
mengerjakan sesuatu dan tidak tinggal diam berpangku tangan.
Kerugian
adalah :
Dapat menghambat cara berfikir kritis,
menghilangkan kreatifitas.
Jika yang diimitasi itu hal yang salah, akan
terjadi kesalahan yang berlarut – larut ataupun kesalahan massal.
§ Sugesti
Sugesti adalah suatu proses dimana suatu individu atau
kelompok mengimbaskan pandangan atau sikapnya, yang kemudian diterima betigu
saja tanpa dipikirkan, oleh individu yang lain. Dalam proses sugesti berlaku
hukum – hukum sbb :
·
Bertambahnya sugesti sebanding dengan bertambahnya
perpecahan kesadaran seseorang individu. Contohnya semakin panik / bingung
seseorang, semakin mudah ia terkena sugesti / terbawa oleh massa.
·
Pada individu dalam keadaan normal (sehat,
berpikiran jernih), bertambahnya sugesti berjalan secara tidak langsung.
·
Pada individu dalam keadaan tidak normal
(sakit, lelah, bingung) bertambahnya sugesti berjalan secara langsung.
§ Identifikasi
Identifikasi adalah proses dimana seseorang individu
berkeinginan untuk menjadi sama dengan individu lain. Hal ini terjadi karena
seringkali seseorang memerlukan tipe – tipe ideal tertentu di dalam proses
kehidupannya.
§ Simpati
Simpati adalah suatu proses dimana seseorang individu
tertarik kepada individu lain dalam situasi sosial.
Dalam proses simpati perasaan memegang peranan penting,
karena proses simpati hanya berkembang apabila terdapat suasana saling
mengerti.
Simpati dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :
Simpati yang menimbulkan respons yang cepat
hampir seperti refleks. Contohnya rasa nyeri saat melihat orang yang memanjat
sampai tinggi sekali.
Simpati yang bersifat intelektual. Contohnya
keinginan mengucapkan selamat kepada seseorang yang mengalami keberhasilan.
D. BENTUK – BENTUK INTERAKSI SOSIAL
§ Kerjasama (Co-operation)
Kerjasama adalah suatu bentuk interaksi sosial dimana dua
orang atau lebih melaksanakan usaha terkoodinir, untuk mencapai tujuan bersama.
Umumnya kerjasama terjadi apabila suatu tujuan tidak dapat dicapai melalui
usaha orang seorang (individual).
§ Persaingan (Competition)
Persaingan adalah bentuk interaksi sosial dimana
keberhasilan individu yang satu dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan
keberhasila individu yang lain. Dalam hal ini masing – masing individu atau
kelompok yang bersaing disebut rival.
§ Pertentangan (Conflict)
Pertentangan adalah interaksi sosial dimana keberhasilan
individu atau kelompok yang satu diperoleh dengan menghancurkan individu yang
berselisih, antar kelas sosial, antar suku bangsa sampai antar negera (perang).
§ Persesuaian (Accomodation)
Persesuaian adalah bentuk interaksi sosial dimana kedua
belah pihak mengadakan kompromi untuk menghentikan pertentangan, walaupun
seringkali hanya bersifat sementara.
BAB iii
Komunikasi
A. DEFINISI KOMUNIKASI
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dengan
atau melalui media atau saluran tertentu dengan tujuan terjadinya kesamaan
makna sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku si penerima pesan atau
komunikan.
B. UNSUR – UNSUR DAN PROSES KOMUNIKASI
Unsur – unsur komunikasi, yaitu :
1. Komunikan (sumber atau pemberi pesan).
2. Isi atau ide.
3. Media atau sarana atau saluran.
4. Si penerima pesan (Komunikan).
Proses komunikasi pada komunikator, yaitu :
1. Merumuskan pesan.
2. Mengubah pesan menjadi lambang.
3. Mengirimkan lambang melalui media.
Proses komunikasi pada komunikan, yaitu :
1. Menerima lambang.
2. Lambang diterjemahkan kembali menjadi isi pesan.
3. Pesan dipahami dan dilaksanakan.
C. DASAR – DASAR KOMUNIKASI
1.
Niat
(Intention)
Niat ini meliputi :
§ Apa yang akan disampaikan.
§ Siapa yang menjadi sasaran.
§ Apa tujuan yang akan dicapai.
§ Bagaimana melaksanakannya atau caranya.
§ Kapan akan dilaksanakan.
§ Dimana akan dilaksanakan.
2.
Minat
Minat ini meliputi :
§ Keadaan komunikator (si penyampai pesan).
§ Isi pesan yang disampaikan.
§ Cara penyampaian.
§ Keadaan komunikan.
3.
Tanggap
Makna dari informasi yang disampaikan oleh komunikator
(si penerima pesan) dapat diserap dan dipahami dengan benar atau tidak oleh
komunikan.
4.
Lekat
(Retention)
Ada tiga hal yang menyebabkan kesan menjadi tidak menarik
dan juga mudah dilupakan :
§ Alasan bersifat psikologis.
§ Informasi yang sudah lama tidak digunakan.
§ Adanya informasi baru (blocking).
§ Libat (Partisipasi).
Sebagai hasil akhir komunikasi yang kita laksanakan kita
mengharapkan adanya keterlibatan atau partisipasi dari komunikan berupa
perubahan tingkah laku sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator.
D. JENIS – JENIS KOMUNIKASI
1. Cara penyampaian
Seperti komunikasi langsung dan komunikasi tidak
langsung.
2. Jika dilihat dari polanya
§ Lingkaran
§ Tegak lurus atau garis lurus
Pola yang terjadi dari atasan ke bawahan atau bawahan ke
atasan biasanya bersifat rahasia.
§ Komunikasi penyebar
§ Desas – desus (berantai)
3. Dilihat dari jumlahnya
§ Komunikasi perorangan
Contohnya : wawancara.
§ Komunikasi kelompok
Contohnya
: seminar, pengajian
§ Komunikasi massal
Contohnya
: kampanye, pidato, ceramah.
4. Dilihat dari arahnya
§ Satu arah
Seperti
sekedar menyampaikan tidak ada tanggapan. Contohnya : koran.
§ Dua arah
Ada
timbal balik antara komunikator dan komunikan.
5. Dilihat dari sifatnya
§ Informatif
Hanya
penyampaian informasi. Contohnya : koran.
§ Persuasif
Mengajak, menghimbau.
§ Coersif
Pemberian informasi dan disertai sanksi. Contohnya :
kepolisian memberikan informasi untuk membawa STNK kalu tidak membawa akan
dikenai sanksi.
E. HAMBATAN KOMUNIKASI
1.
Hambatan yang bersifat obyektif
a. Gangguan yang terjadi pada sistem peralatan, misalnya
pengeras suara yang tidak bekerja dengan baik, gangguan cuaca pada siaran
radio, dsb.
b. Situasi dan kondisi yang tidak mendukung, misalnya
ruangan yang terlalu sempit dan panas, lingkungan yang bising, dsb.
2.
Hambatan yang bersifat subyektif
Yang berasal dari komunikator adalah :
§ Tidak mempergunakan lambang kata atau bahasa yang tepat,
misalnya mempergunakan bahasa atau istilah – istilah yang kurang dipahami
komunikan.
§ Lambang telah mengalami banyak perubahan karena melalui
banyak “tangan”. Ini dapat terjadi pada komunikasi berantai.
§ Teknik penyampaian yang tidak benar ataupun tidak menarik.
Misalnya urutan – urutan materinya tidak logis dam membawakan monoton, atau
sebagainya.
§ Penyampaian komunikator yang tidak mendukung. Ini khusus
untuk komunikasi langsung atau tatap muka.
Yang berasal dari komunikan :
§ Latar belakang komunikan yang tidak mendukung. Misalnya
karena pendidikan ataupun pengalamannya yang kurang memadai.
§ Kurang atau tidak adanya motivasi. Misalnya karena
masalah yang dibicarakan tidak mententuh kepenrtingan komunikan.
§ Adanya prasangka negatif terhadap komunikator.
§ Adanya “jarak” antara komunikan dan komunikator.
F. BEBERAPA HAL YANG PENTING TENTANG UMPAN BALIK (FEED BACK)
1.
Umpan balik verbal (Verbal Feed Back)
Yaitu umpan balik yang diungkapkan dengan
kata – kata, sehingga secara langsung komunikator dapat mendengar dan menilai
apakah komunikasinya berhasil atau gagal.
2. Umpan balik nirverbal(Non
Verbal Feed Back)
Umpan balik nirverbal adalah umpan balik yang
disampaikan tidak dalam bentuk kata – kata, akan tetapi dalam lambang lain,
misalnya tepuk tangan tanda setuju, seruan “Huuuuu.....” tanda mengejek, dsb.
3. Umpan balik nol
(Zero Feed Back)
Umpan balik nol adalah umpan balik yang disampaikan oleh komunikan, akan tetapi
maksudnya tidak dimengerti oleh komunikator.
4. Umpan balik netral
(Natural Feed Back)
Umpan balik netral adalah tanggapan yang disampaikan oleh
komunikan dimengerti oleh komunikator, akan tetapi yang diungkapkan oleh
komunikan tersebut tidak relevan dengan topik pembicaraan.
BAB Iv
Mengenal
perilaku manusia dan perubahannya
A.HAL – HAL YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA
Perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), dalam memberikan respon
sangat tergantung pada karakteristik atau faktor – faktor lain dari orang yang
bersangkutan. Faktor – faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang
berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan
menjadi dua, yakni :
1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik
orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat
kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dsb.
2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik
lingkungan fisik, social, ekonomi, politik,dsb. Faktor lingkungan ini sering
merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
Beberapa teori determinan perilaku dari analisis faktor –
faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan:
1. Teori Lawrence Green (1980)
Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua
faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior
causes) dan faktor di luar perilaku (non
behavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau
terbentuk dari 3 faktor.
ü Faktor – faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai, dsb.
ü Faktor – faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia
atau tidaknya fasilitas – fasilitas atau sarana – sarana kesehatan, misalnya
puskesmas, obat – obatan, alat – alat kontrasepsi, jamban, dsb.
ü Faktor – faktor pendorong (renforcing factor), yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan, atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari
perilaku masyarakat.
2. Teori Snehandu B Kar (1983)
Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan
bertitik tolak bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari :
ü Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan
kesehatan atau perawatan kesehatannya (behavior
intention).
ü Dukungan social dari masyarakat sekitas (social support).
ü Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau
fasilitas kesehatan (accessibility of
information).
ü Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil
tindakan atau keputusan (personal
autonomy).
ü Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak
bertindak (action situation).
3. Teori WHO (1984)
Tim kerja WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah karena
adanya 4 alasan pokok.
ü Pengetahuan : diperoleh dari pengalaman sendiri atau
pengalaman orang lain.
ü Kepercayaan : diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek.
ü Sikap : menggambarkan suka atau tidak suka seseorang
terhadap objek.
ü Orang penting sebagai referensi :perilaku orang, lebih –
lebih anak kecil, lebih banyak dipengaruhi oleh orang – orang yang dianggap
penting antara lain guru, alim ulama,kepala adat (suku),kepala desa, dsb.
ü Sumber – sumber daya (resources)
: mencakup fasilitas – fasilitas, uang, waktu, tenaga, dsb.
ü Perilaku normal, kebiasaan, nilai – nilai, dan penggunaan
sumber – sumber di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup
yang pada umumnya disebut kebudayaan.
B. PERUBAHAN PERILAKU
Perubahan perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks
dan memerlukan waktu yang relative lama. Secara teori perubahan atau seseorang
menerima perilaku baru dalam kehidupannya melalui tiga tahap.
1.
Pengetahuan
Indikator
– indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau
kesadaran terhadap kesehatan, dapat dikelompokkan menjadi :
a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi :
ü Penyebab penyakit
ü Gejala atau tanda – tanda penyakit
ü Bagaimana cara pengobatan, kemana mencari pengobatan.
ü Bagaimana cara penularan
ü Bagaimana cara pencegahannya termasuk imunisasi, dsb.
b. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara
hidup sehat, meliputi :
ü Jenis – jenis makanan bergizi
ü Manfaat makan yang bergizi bagi kesehatannya
ü Pentingnya berolahraga bagi kesehatannya
ü Penyakit – penyakit atau bahaya – bahaya merokok, minum –
minuman keras, narkoba, dsb.
ü Pentingnya istirahat cukup, relaksasi bagi kesehatan,
dsb.
c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
ü Manfaat air bersih
ü Cara – cara pembuangan limbah yang sehat, termasuk
pembuangan kotoran dan sampah.
ü Manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat
ü Akibat polusi (air, udara, dan tanah) bagi kesehatan,
dsb.
2. Sikap
Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang
terhadap stimulus atau objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk
penyakit). Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya
akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut.
Oleh sebab itu indicator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan
kesehatan seperti :
a) Sikap terhadap sakit dan penyakit
b) Sikap cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat
c) Sikap terhadap kesehatan lingkungan
3.
Praktek
atau tindakan (pracrice)
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek
kesehatan, kemudian mengadakan penilaian terhadap apa yang diketahui, proses
selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang
diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Indicator praktek kesehatan ini juga
mencakup hal – hal tersebut di atas, yakni :
a) Tindakan sehubungan dengan penyakit
ü Pencegahan penyakit: mengimunisasikan anaknya, melakukan
pengurasan bak mandi seminggu sekali.
ü Penyembuhan penyakit: minum obat sesuai petunjuk dokter,
melakukan anjuran – anjuran dokter, berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang tepat.
b) Tindakan pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan
Tindakan atau perilaku ini mencakup antara lain :
mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, malakukan lah raga teratur, tidak
merokok, tidak minum minuman keras dan narkoba.
c) Tindakan kesehatan lingkungan
Perilaku ini antara lain mencakup : membuang air besar di
jamban (WC), membuang sampah di tempat sampah, menggunakan air bersih untuk
mandi, cuci, masak, dsb.
C. INOVASI DAN DIFUSI
Inovasi
Inovasi
atau biasa disebut ide baru atau gagasan baru. Adopsi inovasi mengandung
pengertian yang kompleks dan dinamis. Hal ini disebabkan karena adopsi inovasi
sebenarnya adalah menyangkut proses pengambilan keputusan, dimana dalam proses
ini banyak faktor yang mempengaruhinya. Adopsi inovasi merupakan proses
berdasarkan dimensi waktu.
Difusi
Difusi dapat diartikan sebagai suatu proses
dimana suatu ide baru atau yang biasa disebut inovasi disebarkan pada individu
atau kelompok dalam suatu sistem sosial. Dengan demikian sebelum orang
melakukan suatu adopsi, maka proses sosialisasi atau difusi berjalan lebih
dahulu, dengan kata lain cepat tidaknya adopsi inovasi banyak dipengaruhi oleh
cepat tidaknya proses yang terjadi dalam sosialisasi inovasi tersebut. Esensi
dari proses sosialisasi adalah interaksi manusia dimana seseorang
mengkomunikasikan inovasi pada seseorang atau beberapa oorang saja (Soekartawi,
1988).
1.
Sifat
inovasi
ü Tingkat keuntungan relatif dari inovasi tersebut. Semakin
tinggi tingkat keuntungan relatif semakin cepat pula teknologi tersebut
diterima oleh masyarakat.
ü Tingkat kesesuaian dengan nilai – nilai yang ada dalam
masyarakat. Semakin tinggi tingkat kesesuaian dengan nilai – nilai yang ada
dalam masyarakat, semakin cepat pula inovasi tersebut diterima.
ü Tingkat kerumitan dari inovasi yang akan disebarkan.
Semakin tinggi tingkat kerumitan dari inovasi, semakin sulit diterima
masyarakat.
ü Tingkat mudah diperagakan dari inovasi yang akan
disebarkan. Semakin tinggi tingkat kemudahan dari peragakan dari inovasi yang
akan disebarkan. Semakin tinggi tingkat kemudahan diperagakan dari inovasi yang
akan disebarkan, semakin mudah inovasi itu diterima masyarakat.
ü Tingkat kemudahan dilihat dari hasilnya (observability), semakin tinggi tingkat
observability semakin mudah inovasi tersebut diterima oleh masyarakat.
2.
Saluran
komunikasi yang digunakan
ü Melalui media massa seperti TV, Koran, majalah, dsb.
ü Melalui saluran tatap muka (interpersonal)
Pada kondisi masyarakat pedesaan yang ada pada saat ini,
penyampaian inovasi pada masyarakat pedesaan melalui media masssa rasanya belum
efektif, karena jangkauan masyarakat pedesaan pada media massa masih relative
rendah. Oleh karena itu, akan lebih efektif apabila proses penyampaian inovasi
pada masyarakat pedesaan digunakan saluran inter personal.
3.
Keadaan
masyarakat yang akan menerima inovasi tersebut
Kondisi masyarakat yang akan menerima inovasi yang akan
disampaikan ikut berpengaruh terhadap kecepatan diterimanya inovasi tersebut.
Secara teoritis masyarakat yang mempunyai ciri modern akan lebih cepat menerima
inovasi dibandingkan masyarakat yang berciri tradisional.
4.
Peranan
penyuluh
Dalam proses penyebaran inovasi pada masyarakat, penyuluh
berperan sebagai pemrakarsa yang tugasnya menbawa gagasan – gagasan baru.
Beberapa peranan yang harus dilakukan penyuluh agar proses penyebaran inovasi
dapat berjalan efektif adalah :
ü Menumbuhkan kebutuhan untuk berubah.
ü Membangun hubungan untuk perubahan. Hubungan ini tentunya
harus terbina diantara sasaran perubahan (klien) dan penyuluh.
ü Diagnosa dan penjelasan masalah yang dihadapi oleh klien.
Gejala – gejala dari masalah yang dihadapi haruslah diketahui dan dirumuskan
menjadi masalah bersama sasaran perubahan.
ü Mencari alternatif pemecahan masalah. Selain tujuan dari
perubahan harus juga ditetapkan dan tekad untuk bertindak harus ditumbuhkan.
ü Mengorganisasikan dan menggerakkan masyarakat kearah
perubahan.
ü Perluasan dan pemantapan perubahan.
ü Memutuskan hubungan klien dan penyuluh untuk perubahan
itu. Hal itu diperlukan untuk mencegah timbulnya resiko ketergantungan
masyarakat pada penyuluh.
5.
Jenis
pengambilan keputusan
Perubahan dapat terjadi apabila terdapat keputusan untuk
melakukan perubahan. Berbagai macam keputusan yang diambil dalam proses
pembaharuan, pada hakekatnya dikelompokkan dalam tiga katagori yaitu :
ü Keputusan perorangan (Individual
decision).
ü Keputusan bersama (Collective
decision).
ü Keputusan penguasa (Authority
decision).
Apabila ditinjau dari segi kecepatan di dalam proses
penerimaan suatu inovasi, makan tipe pengambilan keputusan secara authority
akan menduduki yang tercepat, sedangkan pengambilan keputusan secara kolektif
yang paling lambat.
D. PROSES ADOPSI
Proses ini disebut proses penerimaan (adoption process)
dalam menyebarluaskan pembaharuan (diffusion of innovation). Penelitian Rogers
(1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam
diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
1. Fase kesadaran (awareness)
2. Fase perhatian (interest)
3. Fase evaluasi (evaluation)
4. Fase coba – coba (trial)
5. Fase adopsi (adoption)
BAB v
Pendidikan
/ penyuluhan kesehatan masyarakat
A.DEFINISI PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT
Pendidikan adalah upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok maupun masyarakat sehingga
mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.
Unsur – unsur pendidikan :
1. Input, meliputi sasaran pendidikan baik itu individu,
kelompok , masyarakat.
2. Proses, untuk mempengaruhi orang lain.
3. Output atau hasil, melakukan apa yang di harapkan oleh
pelaku pendidikan.
Pendidikan Kesehatan menurut Guy Steuart adalah komponen
program – program kesehatan dan kedokteran atau medik yang di dalamnya memuat
usaha – usaha yang di rencanakan untuk mempengaruhi atau mengubah tingkah laku
individu, kelompok – kelompok maupun masyarakat dengan tujuan untuk membantu
kecapaian tujuan – tujuan pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan
peningkatan taraf kesehatan.
B. TUJUAN ATAU MANFAAT PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT
1. Menjadikan kesehatan sebagai modal masyarakat yang sangat
berharga.
2. Membantu individu, keluarga dan masyarakat agar mampu
mencapai derajat kesehatan yuang optimal.
3. Mendorong pemanfaatan dan pengembangan fasilitas
kesehatan.
C. RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT
Ruang lingkup menurut DinKes, yaitu :
1. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
2. KB (Keluarga Berencana)
3. Gizi
4. Pengobatan
5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Kesling (Kesehatan Lingkungan Pemukiman)
7. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
8. Upaya Kesehatan Sekolah
9. Upaya Kesehatan Lansia (Lanjut Usia)
10. Upaya Kesehatan Kerja
11. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
12. Upaya Kesehatan Jiwa
13. Upaya Kesehatan Mata dan Pencegahan Kebutaan
14. Upaya Penyuluhan
15. Pembinaan Peran serta Masyarakat
16. Upaya Kesehatan Olahraga
17. Laboratorium Sederhana
18. Upaya Kesehatan lainnya
Ruang Lingkup menurut Soekidjo Notoatmojo, yaitu :
1. Ruang lingkup dilihat dari aspek kesehatan
a. Promotif, sasarannya : orang – orang yang sehat.
b. Pencegahan dan penyembuhan
Pencegahan,
sasarannya : orang – orang yang mempunyai resiko tinggi terkena penyakit.
Penyembuhan,
sasarannya : pasien yang baru sembuh.
2. Promkes, berdasarkan tatanan pelaksanaan
a. Keluarga, contohnya : rumah tangga, sasarannya : orang
tua.
b. Tempat kerja, sasarannya : pimpinan, manajer, kepala.
c. Sekolah, sasarannya : guru.
d. Tempat – tempat umum, sasarannya : pengelola tempat –
tempat umum.
e. Yankes (pelayanan kesehatan), sasarannya : rumah sakit,
PKM.
3. Berdasarkan
tingkat pelajaran
a. Promosi Kesehatan, mencakup peningkatan gizi, kebebasan
hidup, perbaikan sanitasi lingkungan, dan lain – lain.
b. Pelindungan khusus, mencakup imunisasi.
c. Diagnosis dini dan pengobatan segera, ex : pemberantasan
cacar.
d. Rehabilitas.
D. PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT
1. Fase pemekaan
Bertujuan hanya untuk menarik perhatian masyarakat.
2. Fase penerangan
Tahap ini bertujuan untuk penambahan pengetahuan sehingga
lebih banyak diberikan keterangan yang lebih rinci mengenai hal – hal yang
sudah dipekakan masyarakat.
3. Fase pendidikan (edukasi)
-
Perlu adanya hubungan perorangan langsung
antara pendidik atau penyuluh dengan sasaran.
-
Isi pendidikan kesehatan harus dapat
dilaksanakan oleh masyarakat sesuai dengan keadaan sosial.
4. Motivasi
E. SASARAN PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT
1. Sasaran primer
-
Kepala
keluarga kesehatan umum.
-
Anak
sekolah untuk kesehatan
remaja.
-
Bumil untuk kesehatan
ibu dan anak.
2. Sasaran sekunder
Tokoh masyarakat, tokoh agama, tokok adat
yang berperan memberikan pendidikan, memberi contoh atau aturan perilaku sehat.
3. Sasaran tersier
Para pembuat keputusan atau pembuat kebijakan dari pusat
atau daerah.
F. MACAM – MAcAM METODE PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT
1. Metode pendidikan individual atau perorangan
-
Bimbingan atau penyuluhan
-
Interview atau wawancara
2. Metode pendidikankelompok
-
Kelompok
kecil diskusi kelompok
Curah
pendapat
-
Kelompok
besar ceramah
Seminar
3. Metode pendidikan massa
-
Ceramah umum -
sinetron
-
Pidato – pidato - artikel
-
Media elektronik - spanduk (poster)
-
Simulasi
G. ALAT PERAGA (ALAT BANTU PENDIDIKAN)
Alat peraga adalah alat – alat yang digunakan
oleh pendidik dalam menyampaikan materi dengan tujuan untuk mempermudah
penerimaan atau pemahaman peserta didik.
PENGGUNAAN ALAT PERAGA
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan alat peraga :
1. Senyum, untuk menarik perhatian.
2. Tunjukkan perhatian bahwa hal yang akan diperagakan atau
dibicarakan adalah hal yang penting.
3. Pandangan mata tertuju pada seluruh pendengar agar tidak
kehilangan control pihak pendidik.
4. Gaya bervariasi agar peserta tidak bosan dan tidak
ngantuk.
MANFAAT ALAT PERAGA
1. Menghindarkan uraian yang terlalu panjang.
2. Menimbulkan daya tarik atau minat sasaran.
3. Membantu sasaran untuk dapat memahami dengan cepat.
4. Membantu sasaran untuk mengingat lebih lama.
5. Beberapa jenis alat peraga mampu menjangkau sasaran yang
lebih banyak dan luas.
H. PERENCANAAN PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT
1.
Pengertian
Perencanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Adalah suatu proses merumuskan masalah yang
akan dipecahkan, menentukan kebutuhan dan sumber daya tersedia, menentukan
tujuan penyuluhan, menentukan langkah – langkah untuk mencapai tujuan tersebut.
2.
Syarat
– Syarat Perencanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
1.) Sesuai dengan kebutuhan masyarakat
2.) Sesuai dengan kebutuhan program
3.) Tersedia biaya untuk melaksanakannya
4.) Unit – unit penyuluhan berfungsi dengan lain
3.
Penyusunan
Rencana Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
1.) Mengenal masalah dan masyarakat
Yang
perlu diperhatikan adalah :
a. Pengetahuan
b. Sikap
c. Penerapan
d. Karakteristik demografi dan sosial budaya, meliputi umur
sasarannya jenis kelamin.
2.) Menentukan prioritas masalah
3.) Menentukan tujuan penyuluhan
a. Tujuan umum atau tujuan program
b. Tujuan operasional atau strategi
c. Tujuan khusus atau hasil yang akan dicapai
4.) Menentukan sasaran
5.) Menentukan isi penyuluhan
Hal –
hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Isi penyuluhan harus jelas
b. Bahasa harus lugas dan mudah dipahami oleh sasaran
c. Tersusun dengan sistematik
d. Isi penyuluhan mempertimbangkan waktu yang tersedia
e. Isi penyuluhan harus dapat dilaksanakan oleh sasaran
6.) Metode penyuluhan
a. Melalui lewat tatap muka, seperti : ceramah, pidato,
diskusi kelompok.
b. Melalui media elektronik, seperti : iklan layanan
masyarakat, sinetron.
c. Melalui media cetak
7.) Menentukan media penyuluhan
Seperti
: median cetak dan elektronik
8.) Menentuka rencana penilaian atau evaluasi
Hal –
hal yang perlu diperhatikan :
a. Tujuan penilaian
b. Penilaian pada proses
c. Cara penilaian
d. Indikator penilaian
e. Instrumen yang digunakan
f. Petugas penilaian
9.) Membuat jadwal pelaksanaan penyuluhan
4. Pelaksanaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar