Senin, 20 Februari 2012

Rangkuman Materi Kelas 3

BAB  I
MASYARAKAT



A.Definisi masyarakat
      Jadi sasaran dari sosiologi adalah masyarakat. Apakah masyarakat itu? Tentang masyarakat, Ralph Linton mengemukakan bahwa Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan mengaggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas – batas yang dirumuskan dengan jelas.
      Sesuai definisi Linton, maka masyarakat itu meliputu beberapa unsur:
1.      Sejumlah manusia yang telah hidup bersama
2.      Bercampur untuk waktu yang lama
3.      Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan
4.      Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama

B. Strata Kemasyarakatan dan Mobilitas Sosial
1.     Sifat – Sifat Sistem Lapisan Masyarakat
Sifat dari sistem lapisan yang ada di dalam suatu masyarakat ada dua, yaitu tertutup dan terbuka. Yang bersifat tertutup membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yng lain, baik yang merupakan gerak ke atas ataupun bawah.
Dalam sistem yang demikian satu – satunya jalan untuk menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran. Contoh : masyarakat India yang terbagi atas kasta – kasta, yaitu kasta Brahmana (pendeta), Ksatria (bangsawan dan tentara), Waisya (pedagang), Sudra (rakyat jelata), serta mereka yang tidak berkasta yang disebut golongan Paria.
Berbeda dengan sistem tertutup, pada sistem terbuka setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan, atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh ke lapisan bawah. Pada umumnya sistem terbuka memberi perangsang yang lebih besar kepada setiaap anggota masyarakat untuk dijadikan landasan pembangunan masyarakat, dari pada sistem tertutup.

2.    Dasar – Dasar Lapisan Masyarakat
Dasar atau kriteria yang biasa dipergunakan untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan (di sebut juga kelas) adalah :
§      Ukuran kekayaan
§      Ukuran kekuasaan
§      Ukuran kehormatan
§      Ukuran ilmu pengetahuan

3.    Mobilitas Sosial
§      Gerak sosial horizontal
Merupakan peralihan individu atau obyek – obyek sosial lainnya, dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lain yang sederajat, atau mungkin juga peralihan atau gerak dari obyek – obyek sosial seperti misalnya mode pakaian, ideologi dan sebagainya.

§      Gerak sosial vertikal
Yang dimaksud adalah perpindahan individu atau obyek sosial, dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat

Tata Nilai masyarakat / pranata sosial (Social Instution)
Pranata sosial adalah himpunan norma – norma dari segala tingkatan yang mengatur kehidupan bersama dalam masyarakat, sehingga kehidupan bersama itu berlangsung dengan tertib.
Dalam kehidupan bersama, Pranata Sosial berfungsi sebagai berikut :
1.      Memberikan pedoman kepada para anggota masyarakat tentang bagaimana mereka harus bertingkah laku dan bersikap dalam menghadapi masalah – masalah yang ada dalam masyarakat itu.
2.      Memberikan pegangan kepada masyarakat dalam hal pengendalian sosial (Social Control), yaitu sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota – anggotanya.
3.      Menjaga keutuhan dan ketentraman masyarakat.

Untuk membedakan kekuatan mengikat dari norma – norma tersebut, secara sosiologis dikenal adanya empat pengertian, yaitu :
1.      Cara (Usage)
2.      Kebiasaan (Folkways)
3.      Tata kelakuan (Mores)
4.      Adat istiadat (Custom)
5.      Hukum


C.  MASYarakat pedesaan & masyarakat perkotaan

Masyarakat Pedesaan

Masyarakat Perkotaan


1.      Hubungan antara warga bersifat kekeluargaan, erat, mendalam, saling mengenal, dan saling memerlukan.
Hubungan antara warga atas dasar kepentingan pribadi, bersifat individualistis.

2.      Umumnya hidup dari pertanian / perkebunan, sifat kerjanya serabutan.
Jenis pekerjaannya sangat bervariasi dan bersifat spesialistis.

3.      Sangat terikat pada tanah garapan dan tidak mudah berpindah tempat tinggal.
Mudah pindah – pindah,  baik tempat tinggal maupun pekerjaan

4.      Barang – barang, makanan dan sebagainya hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Selain untuk kebutuhan hidup juga untuk kebutuhan sosial (gengsi).

5.      Komunikasi umumnya hanya berlangsung secara informal, dari mulut ke mulut.
Umumnya berlangsung secara formal dan dengan sarana komunikasi yang modern.

6.      Lapangan pekerjaan sempit.
Lapangan pekerjaan luas dan beragam.

7.      Pembagian waktu tidak penting.
Pembagian waktu sangat penting.

8.      Kepemimpinan tradisional, orang tua menjadi panutan.
Kepemimpinan formal dan rasional.

9.      Kehidupan beragama menonjol juga peranan pemuka agama.
Kurang menonjol.

10.  Perubahan sosial jarang dan tidak mudah terjadi.
Sering dan mudah terjadi.



BAB  ii
Dinamika kelompok



A.DEFINISI DINAMIKA KELOMPOK

Dinamika adalah kekuatan, gerak atau semangat atau berkembang dan menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan.
Kelompok sosial adalah kumpulan yang terdiri dari dau atau lebih orang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama, interaksi tersebut tetap dan memiliki struktur tertentu. (W.S.Duncan)
Definisi dinamika kelompok menurut :
1.      F.D.Ruch, dinamika kelompok adalah analisis hubungan – hubungan kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa  tingkah laku dalam kelompok adlah hasil interksi yang dinamis antara individu dalam sisuasi sosial.
2.      Drs.Soelaiman Joesoyf, 1983, dinamika kelompok adalah suatu kumpulan dau atau lebih individu dimana perubahan individu satu dapat mempengaruhi individu lain.

Definisi kelompok ada dua, yaitu :
1.      Kumpulan orang – orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama.
2.      Suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi.


Kelompok Sosial Sebagai Wahana Kehidupan Manusia
Unsur – unsur kelompok sosial :
§      Ada dua orang atau lebih.
§      Ada interaksi yang teratur diantara mereka.
§      Ada tujuan yang telah disepakati bersama.
§      Ada kesadaran bahwa mereka merupakan bagian dari kelompok.
§      Ada struktur tertentu yang mengatur masing – masing anggota kelompok dalam mencapai tujuan bersama.

Fungsi Dinamika Kelompok , yaitu :
§      Membentuk kerja sama, saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
§      Memudahkan segala pekerjaan.
§      Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat.

B. INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial adalah hubungan – hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar orang perorangan, antara kelompok – kelompok manusia antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial mulai pada saat itu, mereka saling menegur, berjabat tangan, berbicara atau bahkan bertengkar.
Interaksi sosial tersebut dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu :
§      Interaksi antara individu dengan individu
§      Interaksi antara individu dengan kelompok
§      Interaksi antara kelompok dengan kelompok

C.  DASAR – DASAR INTERAKSI SOSIAL
§      Imitasi
Imitasi adalah proses dimana suatu individu menirukan / mencontohkan perilaku individu lain.
Keuntungan dari proses imitasi adalah :
*        Dengan meniru dapat diperoleh kecakapan dengan cepat.
*        Dapat mendorong individu atau kelompok untuk mengerjakan sesuatu dan tidak tinggal diam berpangku tangan.

Kerugian adalah :
*        Dapat menghambat cara berfikir kritis, menghilangkan kreatifitas.
*        Jika yang diimitasi itu hal yang salah, akan terjadi kesalahan yang berlarut – larut ataupun kesalahan massal.

§      Sugesti
Sugesti adalah suatu proses dimana suatu individu atau kelompok mengimbaskan pandangan atau sikapnya, yang kemudian diterima betigu saja tanpa dipikirkan, oleh individu yang lain. Dalam proses sugesti berlaku hukum – hukum sbb :
·         Bertambahnya sugesti sebanding dengan bertambahnya perpecahan kesadaran seseorang individu. Contohnya semakin panik / bingung seseorang, semakin mudah ia terkena sugesti / terbawa oleh massa.
·         Pada individu dalam keadaan normal (sehat, berpikiran jernih), bertambahnya sugesti berjalan secara tidak langsung.
·         Pada individu dalam keadaan tidak normal (sakit, lelah, bingung) bertambahnya sugesti berjalan secara langsung.

§      Identifikasi
Identifikasi adalah proses dimana seseorang individu berkeinginan untuk menjadi sama dengan individu lain. Hal ini terjadi karena seringkali seseorang memerlukan tipe – tipe ideal tertentu di dalam proses kehidupannya.

§      Simpati
Simpati adalah suatu proses dimana seseorang individu tertarik kepada individu lain dalam situasi sosial.
Dalam proses simpati perasaan memegang peranan penting, karena proses simpati hanya berkembang apabila terdapat suasana saling mengerti.
Simpati dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :
*      Simpati yang menimbulkan respons yang cepat hampir seperti refleks. Contohnya rasa nyeri saat melihat orang yang memanjat sampai tinggi sekali.
*      Simpati yang bersifat intelektual. Contohnya keinginan mengucapkan selamat kepada seseorang yang mengalami keberhasilan.


D. BENTUK – BENTUK INTERAKSI SOSIAL
§      Kerjasama (Co-operation)
Kerjasama adalah suatu bentuk interaksi sosial dimana dua orang atau lebih melaksanakan usaha terkoodinir, untuk mencapai tujuan bersama. Umumnya kerjasama terjadi apabila suatu tujuan tidak dapat dicapai melalui usaha orang seorang (individual).

§      Persaingan (Competition)
Persaingan adalah bentuk interaksi sosial dimana keberhasilan individu yang satu dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan keberhasila individu yang lain. Dalam hal ini masing – masing individu atau kelompok yang bersaing disebut rival.

§      Pertentangan (Conflict)
Pertentangan adalah interaksi sosial dimana keberhasilan individu atau kelompok yang satu diperoleh dengan menghancurkan individu yang berselisih, antar kelas sosial, antar suku bangsa sampai antar negera (perang).

§      Persesuaian (Accomodation)
Persesuaian adalah bentuk interaksi sosial dimana kedua belah pihak mengadakan kompromi untuk menghentikan pertentangan, walaupun seringkali hanya bersifat sementara.


BAB  iii
Komunikasi



A.  DEFINISI KOMUNIKASI
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dengan atau melalui media atau saluran tertentu dengan tujuan terjadinya kesamaan makna sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku si penerima pesan atau komunikan.

B. UNSUR – UNSUR DAN PROSES KOMUNIKASI
Unsur – unsur komunikasi, yaitu :
1.      Komunikan (sumber atau pemberi pesan).
2.      Isi atau ide.
3.      Media atau sarana atau saluran.
4.      Si penerima pesan (Komunikan).

Proses komunikasi pada komunikator, yaitu :
1.      Merumuskan pesan.
2.      Mengubah pesan menjadi lambang.
3.      Mengirimkan lambang melalui media.

Proses komunikasi pada komunikan, yaitu :
1.      Menerima lambang.
2.      Lambang diterjemahkan kembali menjadi isi pesan.
3.      Pesan dipahami dan dilaksanakan.


C.  DASAR – DASAR KOMUNIKASI
1.     Niat (Intention)
Niat ini meliputi :
§      Apa yang akan disampaikan.
§      Siapa yang menjadi sasaran.
§      Apa tujuan yang akan dicapai.
§      Bagaimana melaksanakannya atau caranya.
§      Kapan akan dilaksanakan.
§      Dimana akan dilaksanakan.
2.    Minat
Minat ini meliputi :
§      Keadaan komunikator (si penyampai pesan).
§      Isi pesan yang disampaikan.
§      Cara penyampaian.
§      Keadaan komunikan.
3.    Tanggap
Makna dari informasi yang disampaikan oleh komunikator (si penerima pesan) dapat diserap dan dipahami dengan benar atau tidak oleh komunikan.
4.    Lekat (Retention)
Ada tiga hal yang menyebabkan kesan menjadi tidak menarik dan juga mudah dilupakan :
§      Alasan bersifat psikologis.
§      Informasi yang sudah lama tidak digunakan.
§      Adanya informasi baru (blocking).
§      Libat (Partisipasi).
Sebagai hasil akhir komunikasi yang kita laksanakan kita mengharapkan adanya keterlibatan atau partisipasi dari komunikan berupa perubahan tingkah laku sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator.

D. JENIS – JENIS KOMUNIKASI
1.      Cara penyampaian
Seperti komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung.
2.      Jika dilihat dari polanya
§      Lingkaran
§      Tegak lurus atau garis lurus
Pola yang terjadi dari atasan ke bawahan atau bawahan ke atasan biasanya bersifat rahasia.
§      Komunikasi penyebar
§      Desas – desus (berantai)
3.      Dilihat dari jumlahnya
§      Komunikasi perorangan
Contohnya : wawancara.
§      Komunikasi kelompok
Contohnya : seminar, pengajian
§      Komunikasi massal
Contohnya : kampanye, pidato, ceramah.
4.      Dilihat dari arahnya
§      Satu arah
Seperti sekedar menyampaikan tidak ada tanggapan. Contohnya : koran.
§      Dua arah
Ada timbal balik antara komunikator dan komunikan.
5.      Dilihat dari sifatnya
§      Informatif
Hanya penyampaian informasi. Contohnya : koran.
§      Persuasif
Mengajak, menghimbau.
§      Coersif
Pemberian informasi dan disertai sanksi. Contohnya : kepolisian memberikan informasi untuk membawa STNK kalu tidak membawa akan dikenai sanksi.

E. HAMBATAN KOMUNIKASI
1.      Hambatan yang bersifat obyektif
a.       Gangguan yang terjadi pada sistem peralatan, misalnya pengeras suara yang tidak bekerja dengan baik, gangguan cuaca pada siaran radio, dsb.
b.      Situasi dan kondisi yang tidak mendukung, misalnya ruangan yang terlalu sempit dan panas, lingkungan yang bising, dsb.
2.      Hambatan yang bersifat subyektif
Yang berasal dari komunikator adalah :
§      Tidak mempergunakan lambang kata atau bahasa yang tepat, misalnya mempergunakan bahasa atau istilah – istilah yang kurang dipahami komunikan.
§      Lambang telah mengalami banyak perubahan karena melalui banyak “tangan”. Ini dapat terjadi pada komunikasi berantai.
§      Teknik penyampaian yang tidak benar ataupun tidak menarik. Misalnya urutan – urutan materinya tidak logis dam membawakan monoton, atau sebagainya.
§      Penyampaian komunikator yang tidak mendukung. Ini khusus untuk komunikasi langsung atau tatap muka.

Yang berasal dari komunikan :
§      Latar belakang komunikan yang tidak mendukung. Misalnya karena pendidikan ataupun pengalamannya yang kurang memadai.
§      Kurang atau tidak adanya motivasi. Misalnya karena masalah yang dibicarakan tidak mententuh kepenrtingan komunikan.
§      Adanya prasangka negatif terhadap komunikator.
§      Adanya “jarak” antara komunikan dan komunikator.

F.  BEBERAPA HAL YANG PENTING TENTANG UMPAN BALIK (FEED BACK)
1.      Umpan balik verbal (Verbal Feed Back)
Yaitu umpan balik yang diungkapkan dengan kata – kata, sehingga secara langsung komunikator dapat mendengar dan menilai apakah komunikasinya berhasil atau gagal.
2.      Umpan balik nirverbal(Non Verbal Feed Back)
Umpan balik nirverbal adalah umpan balik yang disampaikan tidak dalam bentuk kata – kata, akan tetapi dalam lambang lain, misalnya tepuk tangan tanda setuju, seruan “Huuuuu.....” tanda mengejek, dsb.
3.      Umpan balik nol (Zero Feed Back)
Umpan balik nol adalah umpan balik yang disampaikan oleh komunikan, akan tetapi maksudnya tidak dimengerti oleh komunikator.
4.      Umpan balik netral (Natural Feed Back)
Umpan balik netral adalah tanggapan yang disampaikan oleh komunikan dimengerti oleh komunikator, akan tetapi yang diungkapkan oleh komunikan tersebut tidak relevan dengan topik pembicaraan.

BAB  Iv
Mengenal perilaku manusia dan perubahannya



A.HAL – HAL YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA
Perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor – faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor – faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni :
1.      Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dsb.
2.      Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, social, ekonomi, politik,dsb. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
Beberapa teori determinan perilaku dari analisis faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan:
1.      Teori Lawrence Green (1980)
Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non behavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor.
ü  Faktor – faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai, dsb.
ü  Faktor – faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas – fasilitas atau sarana – sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat – obatan, alat – alat kontrasepsi, jamban, dsb.
ü  Faktor – faktor pendorong (renforcing factor), yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

2.      Teori Snehandu B Kar (1983)
Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari :
ü  Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya (behavior intention).
ü  Dukungan social dari masyarakat sekitas (social support).
ü  Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accessibility of information).
ü  Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau keputusan (personal autonomy).
ü  Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak (action situation).

3.      Teori WHO (1984)
Tim kerja WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan  seseorang berperilaku tertentu adalah karena adanya 4 alasan pokok.
ü  Pengetahuan : diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
ü  Kepercayaan : diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek.
ü  Sikap : menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek.
ü  Orang penting sebagai referensi :perilaku orang, lebih – lebih anak kecil, lebih banyak dipengaruhi oleh orang – orang yang dianggap penting antara lain guru, alim ulama,kepala adat (suku),kepala desa, dsb.
ü  Sumber – sumber daya (resources) : mencakup fasilitas – fasilitas, uang, waktu, tenaga, dsb.
ü  Perilaku normal, kebiasaan, nilai – nilai, dan penggunaan sumber – sumber di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang pada umumnya disebut kebudayaan.

B. PERUBAHAN PERILAKU
Perubahan perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan waktu yang relative lama. Secara teori perubahan atau seseorang menerima perilaku baru dalam kehidupannya melalui tiga tahap.
1.     Pengetahuan
Indikator – indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat dikelompokkan menjadi :
a.       Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi :
ü  Penyebab penyakit
ü  Gejala atau tanda – tanda penyakit
ü  Bagaimana cara pengobatan, kemana mencari pengobatan.
ü  Bagaimana cara penularan
ü  Bagaimana cara pencegahannya termasuk imunisasi, dsb.
b.      Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat, meliputi :
ü  Jenis – jenis makanan bergizi
ü  Manfaat makan yang bergizi bagi kesehatannya
ü  Pentingnya berolahraga bagi kesehatannya
ü  Penyakit – penyakit atau bahaya – bahaya merokok, minum – minuman keras, narkoba, dsb.
ü  Pentingnya istirahat cukup, relaksasi bagi kesehatan, dsb.
c.       Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
ü  Manfaat air bersih
ü  Cara – cara pembuangan limbah yang sehat, termasuk pembuangan kotoran dan sampah.
ü  Manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat
ü  Akibat polusi (air, udara, dan tanah) bagi kesehatan, dsb.
2.      Sikap
Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit). Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indicator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan seperti :
a)      Sikap terhadap sakit dan penyakit
b)      Sikap cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat
c)      Sikap terhadap kesehatan lingkungan
3.    Praktek atau tindakan (pracrice)
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Indicator praktek kesehatan ini juga mencakup hal – hal tersebut di atas, yakni :
a)      Tindakan sehubungan dengan penyakit
ü  Pencegahan penyakit: mengimunisasikan anaknya, melakukan pengurasan bak mandi seminggu sekali.
ü  Penyembuhan penyakit: minum obat sesuai petunjuk dokter, melakukan anjuran – anjuran dokter, berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat.
b)      Tindakan pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan
Tindakan atau perilaku ini mencakup antara lain : mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, malakukan lah raga teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dan narkoba.
c)      Tindakan kesehatan lingkungan
Perilaku ini antara lain mencakup : membuang air besar di jamban (WC), membuang sampah di tempat sampah, menggunakan air bersih untuk mandi, cuci, masak, dsb.

C.  INOVASI DAN DIFUSI
Inovasi
Inovasi atau biasa disebut ide baru atau gagasan baru. Adopsi inovasi mengandung pengertian yang kompleks dan dinamis. Hal ini disebabkan karena adopsi inovasi sebenarnya adalah menyangkut proses pengambilan keputusan, dimana dalam proses ini banyak faktor yang mempengaruhinya. Adopsi inovasi merupakan proses berdasarkan dimensi waktu.

Difusi
Difusi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana suatu ide baru atau yang biasa disebut inovasi disebarkan pada individu atau kelompok dalam suatu sistem sosial. Dengan demikian sebelum orang melakukan suatu adopsi, maka proses sosialisasi atau difusi berjalan lebih dahulu, dengan kata lain cepat tidaknya adopsi inovasi banyak dipengaruhi oleh cepat tidaknya proses yang terjadi dalam sosialisasi inovasi tersebut. Esensi dari proses sosialisasi adalah interaksi manusia dimana seseorang mengkomunikasikan inovasi pada seseorang atau beberapa oorang saja (Soekartawi, 1988).
1.     Sifat inovasi
ü  Tingkat keuntungan relatif dari inovasi tersebut. Semakin tinggi tingkat keuntungan relatif semakin cepat pula teknologi tersebut diterima oleh masyarakat.
ü  Tingkat kesesuaian dengan nilai – nilai yang ada dalam masyarakat. Semakin tinggi tingkat kesesuaian dengan nilai – nilai yang ada dalam masyarakat, semakin cepat pula inovasi tersebut diterima.
ü  Tingkat kerumitan dari inovasi yang akan disebarkan. Semakin tinggi tingkat kerumitan dari inovasi, semakin sulit diterima masyarakat.
ü  Tingkat mudah diperagakan dari inovasi yang akan disebarkan. Semakin tinggi tingkat kemudahan dari peragakan dari inovasi yang akan disebarkan. Semakin tinggi tingkat kemudahan diperagakan dari inovasi yang akan disebarkan, semakin mudah inovasi itu diterima masyarakat.
ü  Tingkat kemudahan dilihat dari hasilnya (observability), semakin tinggi tingkat observability semakin mudah inovasi tersebut diterima oleh masyarakat.

2.    Saluran komunikasi yang digunakan
ü  Melalui media massa seperti TV, Koran, majalah, dsb.
ü  Melalui saluran tatap muka (interpersonal)
Pada kondisi masyarakat pedesaan yang ada pada saat ini, penyampaian inovasi pada masyarakat pedesaan melalui media masssa rasanya belum efektif, karena jangkauan masyarakat pedesaan pada media massa masih relative rendah. Oleh karena itu, akan lebih efektif apabila proses penyampaian inovasi pada masyarakat pedesaan digunakan saluran inter personal.

3.    Keadaan masyarakat yang akan menerima inovasi tersebut
Kondisi masyarakat yang akan menerima inovasi yang akan disampaikan ikut berpengaruh terhadap kecepatan diterimanya inovasi tersebut. Secara teoritis masyarakat yang mempunyai ciri modern akan lebih cepat menerima inovasi dibandingkan masyarakat yang berciri tradisional.

4.    Peranan penyuluh
Dalam proses penyebaran inovasi pada masyarakat, penyuluh berperan sebagai pemrakarsa yang tugasnya menbawa gagasan – gagasan baru. Beberapa peranan yang harus dilakukan penyuluh agar proses penyebaran inovasi dapat berjalan efektif adalah :
ü  Menumbuhkan kebutuhan untuk berubah.
ü  Membangun hubungan untuk perubahan. Hubungan ini tentunya harus terbina diantara sasaran perubahan (klien) dan penyuluh.
ü  Diagnosa dan penjelasan masalah yang dihadapi oleh klien. Gejala – gejala dari masalah yang dihadapi haruslah diketahui dan dirumuskan menjadi masalah bersama sasaran perubahan.
ü  Mencari alternatif pemecahan masalah. Selain tujuan dari perubahan harus juga ditetapkan dan tekad untuk bertindak harus ditumbuhkan.
ü  Mengorganisasikan dan menggerakkan masyarakat kearah perubahan.
ü  Perluasan dan pemantapan perubahan.
ü  Memutuskan hubungan klien dan penyuluh untuk perubahan itu. Hal itu diperlukan untuk mencegah timbulnya resiko ketergantungan masyarakat pada penyuluh.

5.    Jenis pengambilan keputusan
Perubahan dapat terjadi apabila terdapat keputusan untuk melakukan perubahan. Berbagai macam keputusan yang diambil dalam proses pembaharuan, pada hakekatnya dikelompokkan dalam tiga katagori yaitu :
ü  Keputusan perorangan (Individual decision).
ü  Keputusan bersama (Collective decision).
ü  Keputusan penguasa (Authority decision).
Apabila ditinjau dari segi kecepatan di dalam proses penerimaan suatu inovasi, makan tipe pengambilan keputusan secara authority akan menduduki yang tercepat, sedangkan pengambilan keputusan secara kolektif yang paling lambat.

D. PROSES ADOPSI
Proses ini disebut proses penerimaan (adoption process) dalam menyebarluaskan pembaharuan (diffusion of innovation). Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
1.      Fase kesadaran (awareness)
2.      Fase perhatian (interest)
3.      Fase evaluasi (evaluation)
4.      Fase coba – coba (trial)
5.      Fase adopsi (adoption)


BAB  v
Pendidikan / penyuluhan kesehatan masyarakat



A.DEFINISI PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT
Pendidikan adalah upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok maupun masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.
Unsur – unsur pendidikan :
1.      Input, meliputi sasaran pendidikan baik itu individu, kelompok , masyarakat.
2.      Proses, untuk mempengaruhi orang lain.
3.      Output atau hasil, melakukan apa yang di harapkan oleh pelaku pendidikan.

Pendidikan Kesehatan menurut Guy Steuart adalah komponen program – program kesehatan dan kedokteran atau medik yang di dalamnya memuat usaha – usaha yang di rencanakan untuk mempengaruhi atau mengubah tingkah laku individu, kelompok – kelompok maupun masyarakat dengan tujuan untuk membantu kecapaian tujuan – tujuan pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan taraf kesehatan.


B. TUJUAN ATAU MANFAAT PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT
1.      Menjadikan kesehatan sebagai modal masyarakat yang sangat berharga.
2.      Membantu individu, keluarga dan masyarakat agar mampu mencapai derajat kesehatan yuang optimal.
3.      Mendorong pemanfaatan dan pengembangan fasilitas kesehatan.


C.  RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT
Ruang lingkup menurut DinKes, yaitu :
1.      KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
2.      KB (Keluarga Berencana)
3.      Gizi
4.      Pengobatan
5.      Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6.      Upaya Kesling (Kesehatan Lingkungan Pemukiman)
7.      Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
8.      Upaya Kesehatan Sekolah
9.      Upaya Kesehatan Lansia (Lanjut Usia)
10.  Upaya Kesehatan Kerja
11.  Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
12.  Upaya Kesehatan Jiwa
13.  Upaya Kesehatan Mata dan Pencegahan Kebutaan
14.  Upaya Penyuluhan
15.  Pembinaan Peran serta Masyarakat
16.  Upaya Kesehatan Olahraga
17.  Laboratorium Sederhana
18.  Upaya Kesehatan lainnya

Ruang Lingkup menurut Soekidjo Notoatmojo, yaitu :
1.      Ruang lingkup dilihat dari aspek kesehatan
a.       Promotif, sasarannya : orang – orang yang sehat.
b.      Pencegahan dan penyembuhan
Pencegahan, sasarannya : orang – orang yang mempunyai resiko tinggi terkena penyakit.
Penyembuhan, sasarannya : pasien yang baru sembuh.

2.      Promkes, berdasarkan tatanan pelaksanaan
a.       Keluarga, contohnya : rumah tangga, sasarannya : orang tua.
b.      Tempat kerja, sasarannya : pimpinan, manajer, kepala.
c.       Sekolah, sasarannya : guru.
d.      Tempat – tempat umum, sasarannya : pengelola tempat – tempat umum.
e.       Yankes (pelayanan kesehatan), sasarannya : rumah sakit, PKM.

3.      Berdasarkan  tingkat pelajaran
a.       Promosi Kesehatan, mencakup peningkatan gizi, kebebasan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan, dan lain – lain.
b.      Pelindungan khusus, mencakup imunisasi.
c.       Diagnosis dini dan pengobatan segera, ex : pemberantasan cacar.
d.      Rehabilitas.


D. PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT
1.      Fase pemekaan
Bertujuan hanya untuk menarik perhatian masyarakat.
2.      Fase penerangan
Tahap ini bertujuan untuk penambahan pengetahuan sehingga lebih banyak diberikan keterangan yang lebih rinci mengenai hal – hal yang sudah dipekakan masyarakat.
3.      Fase pendidikan (edukasi)
-          Perlu adanya hubungan perorangan langsung antara pendidik atau penyuluh dengan sasaran.
-          Isi pendidikan kesehatan harus dapat dilaksanakan oleh masyarakat sesuai dengan keadaan sosial.
4.      Motivasi

E. SASARAN PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT
1.      Sasaran primer
-          Kepala keluarga                kesehatan umum.
-          Anak sekolah                    untuk kesehatan remaja.
-          Bumil                                untuk kesehatan ibu dan anak.
2.      Sasaran sekunder
Tokoh masyarakat, tokoh agama, tokok adat yang berperan memberikan pendidikan, memberi contoh atau aturan perilaku sehat.
3.      Sasaran tersier
Para pembuat keputusan atau pembuat kebijakan dari pusat atau daerah.


F.  MACAM – MAcAM METODE PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT
1.      Metode pendidikan individual atau perorangan
-          Bimbingan atau penyuluhan
-          Interview atau wawancara
2.      Metode pendidikankelompok
-          Kelompok kecil                 diskusi kelompok
Curah pendapat
-          Kelompok besar                ceramah
Seminar
3.      Metode pendidikan massa
-          Ceramah umum                             - sinetron
-          Pidato – pidato                             - artikel
-          Media elektronik                           - spanduk (poster)
-          Simulasi

G. ALAT PERAGA (ALAT BANTU PENDIDIKAN)
Alat peraga adalah alat – alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materi dengan tujuan untuk mempermudah penerimaan atau pemahaman peserta didik.

PENGGUNAAN ALAT PERAGA
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan alat peraga :
1.      Senyum, untuk menarik perhatian.
2.      Tunjukkan perhatian bahwa hal yang akan diperagakan atau dibicarakan adalah hal yang penting.
3.      Pandangan mata tertuju pada seluruh pendengar agar tidak kehilangan control pihak pendidik.
4.      Gaya bervariasi agar peserta tidak bosan dan tidak ngantuk.

MANFAAT ALAT PERAGA
1.      Menghindarkan uraian yang terlalu panjang.
2.      Menimbulkan daya tarik atau minat sasaran.
3.      Membantu sasaran untuk dapat memahami dengan cepat.
4.      Membantu sasaran untuk mengingat lebih lama.
5.      Beberapa jenis alat peraga mampu menjangkau sasaran yang lebih banyak dan luas.


H. PERENCANAAN PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT
1.     Pengertian Perencanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Adalah suatu proses merumuskan masalah yang akan dipecahkan, menentukan kebutuhan dan sumber daya tersedia, menentukan tujuan penyuluhan, menentukan langkah – langkah untuk mencapai tujuan tersebut.

2.    Syarat – Syarat Perencanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
1.)    Sesuai dengan kebutuhan masyarakat
2.)    Sesuai dengan kebutuhan program
3.)    Tersedia biaya untuk melaksanakannya
4.)    Unit – unit penyuluhan berfungsi dengan lain

3.    Penyusunan Rencana Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
1.)    Mengenal masalah dan masyarakat
Yang perlu diperhatikan adalah :
a.       Pengetahuan
b.      Sikap
c.       Penerapan
d.      Karakteristik demografi dan sosial budaya, meliputi umur sasarannya jenis kelamin.
2.)    Menentukan prioritas masalah
3.)    Menentukan tujuan penyuluhan
a.       Tujuan umum atau tujuan program
b.      Tujuan operasional atau strategi
c.       Tujuan khusus atau hasil yang akan dicapai
4.)    Menentukan sasaran
5.)    Menentukan isi penyuluhan
Hal – hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a.       Isi penyuluhan harus jelas
b.      Bahasa harus lugas dan mudah dipahami oleh sasaran
c.       Tersusun dengan sistematik
d.      Isi penyuluhan mempertimbangkan waktu yang tersedia
e.       Isi penyuluhan harus dapat dilaksanakan oleh sasaran
6.)    Metode penyuluhan
a.       Melalui lewat tatap muka, seperti : ceramah, pidato, diskusi kelompok.
b.      Melalui media elektronik, seperti : iklan layanan masyarakat, sinetron.
c.       Melalui media cetak
7.)    Menentukan media penyuluhan
Seperti : median cetak dan elektronik
8.)    Menentuka rencana penilaian atau evaluasi
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
a.       Tujuan penilaian
b.      Penilaian pada proses
c.       Cara penilaian
d.      Indikator penilaian
e.       Instrumen yang digunakan
f.       Petugas penilaian
9.)    Membuat jadwal pelaksanaan penyuluhan

4.    Pelaksanaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar